third year at malory towers
kelas tiga di malory towers
enid blyton
gramedia, cetakan kesembilan : desember 2010
241 halaman
jumat 25/10 (6:19 am)
hai, jumpa lagi dalam episode malory towers. kali ini kita akan berbincang-bincang dengan sally hope, sahabat darrell rivers yang berhasil kami wawancarai untuk episode perdana mallory towers. bagi yang bertanya2 mengapa dari buku 1 langsung loncat ke buku 3, yaa.. harap maklum, wong dapat bukunya itu juga hasil obralan, hahahahaha.. jadi, you know laahh.. butuh perjuangan (bangets) untuk bisa mendapatkan seri lengkapnya :p
anywayy.. mari kita masuk ke sesi wawancara dengan sally hope.
hai, sally, apa kabar?
baik. (lalu diam)
(duhhh.. irit kata bener yaa, beda amat ma si darrell!!) bisa tolong ceritakan ada kejadian menarik apa di tahun ketiga kamu bersekolah di malory towers?
mm.. rasanya kamu salah orang kalau menanyakan hal itu ke saya, karena saya terlambat masuk sekolah.
oh ya? kenapa begitu?
begini, beberapa hari menjelang masuk sekolah, saya terkena sakit selesma hingga harus beristirahat dulu hingga sembuh. jadi saya tidak masuk selama beberapa minggu pertama sekolah.
ohh.. jadi apa perlu saya mencari murid lain untuk saya wawancarai?
saya khan tidak bilang begitu. walaupun terlambat masuk, saya cukup ter-update akan kejadian2 di sekolah karena darrell secara rutin mengirimi saya surat. kamu tahu sendiri khan sekali darrell bercerita itu, akan lumayan panjang sebelum menemui kata akhir.
*manggut2* ada anak barukah yang setingkat dengan kalian?
mmm.. sebelum kita lanjut, bisakah saya minta tolong supaya kamu tidak terus menerus bertanya? bagaimana saya mau bercerita bila sebentar2 disela.
*menarik napas panjang* (rasanya ini akan jadi sesi wawancara yang melelahkan) *memaksa diri memasang senyum sumringah* ohh, tentu saja.. silahkan, sally, waktu dan tempat saya serahkan untuk kamu.
baiklah. seperti yang saya bilang di atas, saya sakit selesma hingga telat masuk beberapa minggu. biasanya saya pergi bareng darrell karena rumah kami berdekatan, tapi karena saya sakit, darrell akhirnya pergi dengan anak baru yang adalah cucu dari teman baik ibunya. namanya zerelda, dia anak amerika, ada darah inggris dari ibunya tapi karena lama di amerika, zerelda tidak merasakan sedikitpun ke-inggris-an dalam aliran darahnya. usianya hampir 16 tahun tapi dandanannya itu membuatnya terlihat seperti perempuan berusia dua puluh tahunan, dia bahkan memakai make up! zerelda bercita2 menjadi bintang film jika sudah besar nanti, yah, bisa dibilang dia memandang rendah kami karena kami terlihat begitu.. biasa, dan seperti murid2 sekolah pada umumnya. tapi sisi baiknya zerelda, dia tidak mudah marah walaupun diejek dan disindir, di samping itu dia juga murah hati. karena terlalu memperhatikan penampilan dan tidak fokus pada pelajaran, wali kelasnya yang kewalahan lalu melaporkannya ke kepala sekolah yang memutuskan menurunkannya ke kelas tiga, setingkat dengan kami. walaupun merasa sedih dan malu, zerelda berhasil menyembunyikannya dengan baik. pukulan terberat baginya justru datang dari guru drama kami yang melontarkan kata2 tajam yang membuat zerelda tersadar dan mulai berperilaku sesuai usianya dan menjadi semakin mirip kami, anak2 inggris, yang seringkali dianggapnya nuar biasa.
semester ini juga cukup dihebohkan dengan kedatangan wilhelmina yang seringkali tidak menengok jika dipanggil dengan nama baptisnya itu karena seumur hidupnya ia dipanggil 'bob'. wilhelmina, maksud saya, bob, mempunyai tujuh saudara laki2, karenanya tidaklah mengherankan jika penampilannya dengan rambut yang dipangkas pendek dan tingkah lakunya juga mirip laki2. kegemaran bob adalah berkuda, ia bahkan menghebohkan penghuni sekolah dengan datang berkuda ditemani ketujuh saudara lelakinya yang juga mengendarai kuda mereka masing2. bob senang karena halilintar, kuda kesayangannya, boleh tinggal di istal sekolah. seluruh hidup bob berputar di sekitar kuda, bila menuruti keinginan hatinya, mungkin bob juga merasa lebih nyaman tidur di kandang kuda! masalahnya, karena terlalu memikirkan halilintar, seringkali bob melamun di kelas yang membuat nona peters, wali kelas kami, menjadi jengkel dan melarangnya menemui halilintar di waktu istirahat sore kami. larangan ini jelas tidak dipatuhi bob, terlebih karena ia merasa beberapa hari ini kondisi halilintar sedang tidak baik. nona peters suatu sore menangkap basah bob sedang berada bersama halilintar, ia marah sekali karena larangannya dilanggar, karenanya ia mengancam akan mengirim halilintar pulang dan bob harus berpuas diri dengan kuda sekolah saja. bob bertambah kuatir ketika darrell yang dimintainya tolong untuk melihat halilintar, kembali dengan membawa kabar dari penjaga kuda bahwa kemungkinan besar halilintar terkena kolik, astagaa.. itu khan penyakit perut yang mematikan! bob bergegas menuju kandang kuda untuk menemui halilintar. bob yang tumbuh besar dan familiar dengan kuda, tahu pasti bahwa sebisa mungkin halilintar harus tetap terjaga dan jangan sampai berbaring karena akan membuat sakit di perutnya semakin menjadi. dengan bantuan darrell, mereka bergantian menuntun halilintar berjalan2 di halaman sementara menunggu nona peters memanggil dokter hewan yang sedang membantu kelahiran anak sapi di pertanian sekitar delapan kilometer dari malory towers.
lalu ada mavis dengan suara merdunya yang membuatnya nekad menghadiri acara pencarian bakat di kota tetangga. sayangnya ketika sampai di tempat acara, dia malah tidak boleh tampil karena masih bersekolah. walaupun telah memohon2, tetap saja pihak panitia penyelenggara menolaknya mentah2, yang menyebabkan mavis ketinggalan bis terakhir dan terpaksa pulang berjalan kaki di tengah hujan deras. mavis pingsan di pinggir jalan, untung saja nona peters menemukannya dalam perjalanan kembali ke malory towers sehabis menjemput dokter hewan. tapi malang bagi mavis, suara kebanggaannya itu hilang! menurut dokter, suaranya mungkin bisa kembali normal dalam 2 tahun, tapi apabila ia memaksakannya maka besar kemungkinan suara merdunya akan rusak. kasian mavis, padahal hanya suaranya itulah yang selalu dibangga2kannya.
rasanya bisa dibilang tiga kejadian di ataslah highlite selama kami menempuh pendidikan di kelas tiga.
hallo, halloo.. kok kamu diam saja?
*menggerutu dalam hati* (lhoo.. tadi khan situ yang bilang supaya saya diam, sekarang saya diam kok malah protes?!) wahh, terima kasih atas ceritanya, sally!
sama2. maaf ya kalau saya menyebalkan. tadi di awal cerita saya sempat teringat akan kekesalan saya pas masuk sekolah lalu mendapati bahwa alicia nempel bangets ma darrell, padahal darrell khan teman baik saya! memang sih darrell sudah menjelaskan bahwa betty, teman baiknya alicia, terkena penyakit batuk jadi baik dia maupun alicia yang sama2 kehilangan teman baik akhirnya malah jadi dekat. sebal saja melihat alicia sengaja memanas2i karena dia tahu saya ngga senang melihatnya dekat2 sama darrell.
ahh.. tidak apa2 kok, sally! *asal jangan sering2! :p* sekali lagi, terima kasih atas waktu dan ceritanya ya.
demikian, saudara saudari yang terkasih, dari sally kita tahu apa saja yang terjadi selama mereka duduk di kelas tiga. duhh, menyenangkan yaa kehidupan berasrama mereka ituu.. ngga sabar rasanya pengen tau di empat buku lainnya tuh ada kejadian apa aja sihh? semoga aja bisa menemukan buku2nya di pojok obralan :))
4 bintang untuk 'kelas tiga di malory towers'.
jumat 25/10 (6:59 am)
hahaa, lucu banget sih review-nya :) aq cuma punya yg pertama n kedua.. suka banget sama seri malory towers, ceritanya mengalir..
ReplyDeletemakasiihh, Hanifah :D yoii.. malory towers emang ceritanya asyik buat diikutin yaa ;)
DeleteI like the review, ada lagi model interview, hehehehe.
ReplyDeleteSally, penjelasanmu panjang banget, padahal ada yg mau saya interupsi
Jadi mau baca ulang seri MT ini. Nanti aja lah tunggu udah ga ada timbunan lagi untuk dibaca #EMANGBISA
ngg, Linaa.. yakin mau interupsi?! jangan dhee.. si Sally suka jutek, huahahahahahaha :))
Deletenunggu ga ada timbunan baru baca ulang malory towers? duhh.. itu mah namanya ga niat, haha, karena timbunan akan semakin ada (dan makin menggunung pula :p)