Saturday, May 25, 2013

rispondimi : jawablah aku


rispondimi : jawablah aku
susanna tamaro
gramedia, agustus 2005


sabtu 25/5 (8:52 am)

buat yang pernah baca buku berjudul "va' dove ti porta il cuore" atau uang diterjemahkan menjadi "pergilah ke mana hati membawamu" maka nama susanna tamaro tidak terdengar asing.

dalam "rispondimi" ini, susanna mengajak pembacanya menyelami tiga kisah cinta berbeda dengan porsi cerita terbesar pada kisah berjudul "jawablah aku" disusul "neraka itu tidak ada" dan yang terakhir "hutan yang terbakar".



**rispondimi**

tokoh cerita dalam "rispondimi" adalah perempuan muda bernama rosa yang sejan usia delapan tahun menghabiskan waktu di panti asuhan karena ibunya meninggal tertabrak mobil. hanya ketika natal datang menjelang dan pada musim panas maka rosa akan tinggal bersama paman dan bibinya di desa, sayangnya kerabat dekatnya ini pun tidak menyayangi rosa dan menganggap ibunya sebagai aib keluarga karena profesinya sebagai pelacur.

karena tidak tahan, suatu hari rosa melarikan diri dan bekerja sebagai pengasuh anak. rosa memulai hidupnya dengan lembaran baru, meninggalkan masa lalu di belakangnya. kedua majikannya amat menyayanginya namun benih cinta mulai tumbuh dalam hati rosa terhadap majikan lelakinya yang membuatnya mengatkan yang sejujurnya mengenai ibunya yang adalah pelacur.

sejak itu, sikap franco, sang majikan lelaki, berubah terhadap rosa. secara bergilir, ia dan temannya bergantian meniduri rosa yang hanya bisa pasrah. masalah mulai muncul ketika rosa mengaku hamil dan melarikan diri dari dokter rekomendasi franco untuk menggugurkan kandungan.

franco jelas tidak rela rumah tangganya hancur hanya karena selingkuh tanpa artinya dengan rosa sehingga ia menyusun skenario untuk menendang rosa dari rumahnya tanpa perlu ketahuan sang istri mengenai perselingkuhan mereka yang telah berlangsung sekian lama.

berbadan dua, rosa meninggalkan rumah tempatnya bernaung dan hidup luntang lantung.

~.*.~

**neraka itu tidak ada*

dalam cerita kedua, kita diperkenalkan dengan kehidupan seorang perempuan yang terpenjara dalam pernikahannya dengan seorang pria yang dari luar tampak seperti sosok suami ideal tapi bagi mereka yang hidup bersamanya tahu apa yang sesungguhnya ada di balik rupa nan rupawan.

melahirkan dua orang anak namun anak keduanya tidak pernah diakui suaminya karena ia dituduh berselingkuh dengan teman masa sekolahnya dulu hanya karena suaminya memergokinya sedang minum kopi sambil mengobrol.

sadar bahwa ia tidak punya keterampilan untuk bisa menopang kehidupannya dan kedua anaknya apabila ia memutuskan hengkang dari rumah, mau tidak mau ia terpaksa tinggal dan menyaksikan anak pertamanya mendekatkan diri pada ayahnya secara seksual dan mulai menarik diri darinya.

ke manakah hidupnya bergulir? masih bisakah ia menyelamatkan pernikahannya, terlebih setelah buah hati kesayangannya meninggal dunia.

~.*.~

**hutan yang terbakar**

tokoh dalam cerita ketiga adalah seorang pria yang mengurus anak perempuan mereka yang baru lahir karena istrinya mengalami depresi paska melahirkan. perhatian dan kasih sayangnya perlahan membuat istrinya pulih namun cobaan kembali datang ketika putri cilik mereka terjatuh dari kursi dan dokter bilang mereka harus mengoperasinya.

sang ayah bisa merelakan andai anak semata wayangnya hanya berumur pendek namun ia menguatirkan keadaan istrinya andai anak mereka tidak terselamatkan. namun Tuhan berkehendak lain dan anak mereka pun sembuh.

kesembuhan itu diiringi perubahan pada diri sang istri, ia menjadi lebih ceria dan mulai kembali berdandan serta bersosialisasi dan mulai sering membicarakan biarawan tua yang ditemuinya di biara yang letakbya di pinggir kota.

benang kecurigaan mulai menguasai benak sang suami. terlebih ketika dalam pertengkaran mereka yang membuat sang suami terpaksa menginap di gudang bawah tanah dan menemukan sebuah sepeda lelaki yang masih baru dengan simpul merah di atas belnya.

terbakar api cemburu, pikirannya mulai menyusun potongan demi potongan informasi yang membawanya pada kesimpulan bahwa memang ada lelaki lain dalam kehidupan istrinya. tanpa merasa perlu mendengar penjelasan dari sang istri, tangannya yang masih menggenggam barbel secara reflek melemparkannya hingga mengenai dahi istrinya. dan sejak saat itu sang istri tidak pernah lagi membuka matanya.

dua tahun dalam penjara, sedikit demi sedikit selubung yang menyelimuti misteri perubahan istrinya mulai terkuak melalui korespondensi yang dilakukannya dengan biarawan yang dulu pernah diperkenalkan istrinya. dan biarawan itu pula yang kembali menyambungkan tali silaturahmi yang terputus antara dirinya dan anak perempuannya yang telah beranjak remaja.


***
sejujurnya ya awalnya hanya 2 bintang yang diberikan untuk nih buku karena gregetan bangets sama endingnya yang menggantung! sebagai pencinta happy ending, satu hal yang menyebalkan itu adalah ketika menemui akhiran yang tidak bahagia. tapi kalau memang harus memilih, sad ending itu jauuuh lebih 'menyenangkan' dibanding akhiran menggantung yang ada di kedua cerita pertama!

tapi ketika menuliskan review ini sambil membaca sekilas ketiga cerita dalam buku ini, somehow serasa menemukan poin plus baru yang sebelumnya terlewatkan untuk disadari.

gaya berceritanya dengan detil2 peristiwa itu menarik disimak. terlebih dalam hutan yang terbakar itu ada dua cerita yang berjalan dalam satu cerita, mengenai hutan yang kondisinya juga menggambarkan kondisi kehidupan sang tokoh utama.

dan kalau mau meluangkan waktu untuk membaca ulang sambil meresapi pelan2 kata demi kata, rasanya banyak juga hal yang bisa dijadikan bahan perenungan.

atas dasar itu pula, diputuskan untuk menambahkan satu bintang untuk novel yang satu ini.

3 bintang.

sabtu 25/5 (7:18 pm)

2 comments:

  1. eehmm... too depress for me... pass deh... :D

    ReplyDelete
  2. Haha.. kalau suatu hari memutuskan untuk baca, kasih tau pendapat elo yaa ;)

    ReplyDelete

~.thank you for coming.~