Monday, December 30, 2013

the Christmas shoes

the Christmas shoes
sepatu Natal
donna vanliere
gradien, cetakan 1 : november 2005
198 halaman


jumat 27/12 (8:49 pm)

apa kriteria sebuah buku yang bagus? apakah buku dengan cap best seller dan diterjemahkan dalam banyak bahasa? ataukah buku yang mendapat penghargaan? atau mungkin yang diadaptasi menjadi film dan meraih sukses komersil?

dari sekian banyak kriteria yang bisa dipaparkan, kalau buat gua pribadi, buku yang bagus adalah buku yang bisa 'menyentuh' pembacanya, yang bisa membangkitkan emosi kala pembaca menelusuri deretan kata yang terjalin menjadi cerita utuh yang tersusun rapi. tapi pastinya yang gua maksud itu bukan emosi yang membuat pembaca ingin melempar tuh buku :p tapi emosi berupa rasa haru yang tanpa sadar membuat pembaca meneteskan airmata membaca pergolakan kisah hidup sang tokoh.

and itulah yang dilakukan buku 'the Christmas shoes' for me ^o^

senin 30/12 (3:36 pm)

salah satu keuntungan dalam membaca buku ini adalah gua sama sekali ngga tau ceritanya dan ngga pengen mencari tahu baik rating maupun pendapat orang lain yang udah baca nih buku melalui postingan mereka di goodreads, so in a way bisa dibilang pas ngebaca gua ngga punya ekspektasi apapun dan bisa membiarkan diri gua terhanyut dan lebih 'objektif' (walau pastinya tetap subjektif lha yauu :p) dalam menilai.

"the Christmas shoes" sendiri menceritakan tentang dua keluarga yang dalam perjalanan hidup mereka hanya bersinggungan dua kali, pertama ketika kedua istri bertemu, dan yang kedua ketika anak lelaki di keluarga a bertemu dengan suami di keluarga b. tapi pertemuam itu tidak berlanjut dan hanya terjadi sekilas saja tapi pertemuan singkat ini membawa keajaiban di malam Natal.

robert, pengacara sukses yang diangkat menjadi rekanan, bertemu dengan nathan, anak berusia 8 tahun yang harus menghadapi kenyataan bahwa hidup ibunya di dunia itu tidak akan lama lagi. keduanya bertemu di sebuah toko serba ada dalam rangka belanja Natal di menit2 terakhir. rumah tangga robert sedang berada di ujung tanduk, istrinya telah mengatakan padanya bahwa ia ingin berpisah, karena baginya percuma saja mereka tinggal di bawah satu atap tapi mereka tidak menjalani hidup bersama2, di mana robert tenggelam dalam pekerjaannya demi melunasi cicilan rumah, mobil dan lainnya

dalam usahanya memperbaiki hubungannya dengan istri, robert bertemu nathan dalam antrian kasir. anak kecil itu memegang sepasang sepatu manik yang dipilihnya dengan seksama sebagai hadiah terakhir untuk ibunya karena ia ingin ibunya tampil cantik saat dipanggil menghadap Tuhan ke surga. tapi sesampainya di kasir, uang nathan tidak cukup untuk membayar sepatu itu, ia telah meminta pada kasir agar membolehkannya membawa pulang sepatu itu dan ia akan membayarkan sisa uangnya keesokan harinya namun usahanya ditolak. nathan kemudian berbalik menghadap robert dan memintanya untuk membayarkan sepatu itu untuknya. awalnya sempat terbersit dalam benak robert, bahwa mungkin saja anak itu berniat menipu dirinya tapi ketika menatap kedua mata nathan dan melihat kesungguhan di sana, entah mengapa robert mempercayainya dan membayarkan sepatu itu untuk nathan yang tersenyum sumringah sambil mengucapkan terima kasih dan berlari pulang. sementara robert tidak jadi membeli belanjaannya karena ia baru menyadari bahwa ia telah memiliki apa yang selama ini diinginkannya di hari Natal, yaitu istri dan kedua anak perempuannya, ia tidak akan sanggup apabila harus kehilangan keluarga yang amat dicintainya. robert pun bergegas pulang dan memohon pada istrinya agar memberinya kesempatan sekali lagi karena ia bertekad akan berubah.

di hari Natal dan sehari setelahnya, baik robert maupun nathan sama2 kehilangan orang yang mereka sayangi. namun hidup terus berjalan dan lima belas tahun setelahnya, keduanya kembali bertemu di pemakaman.

~.*.~

demikian kurang lebih ringkasan cerita tentang "the Christmas shoes", you gotta read it yourself untuk mendapatkan 'feel'-nya karena di balik cerita yang sebenernya biasa2 aja and kalimat2nya juga sederhana, but for me personally, ada banyak sekali pelajaran hidup yang bisa dipetik dan direnungkan di dalamnya.

and gua pikir ada buku2 tertentu yang mungkin berasa 'klik' sejak awal ya, karena sedari gua membaca kata pengantarnya aja, hati gua udah 'bergetar', hahaha.. dan untungnya buku ini memang terbukti tidaklah mengecewakan!

berikut ada beberapa memorable quotes..

doris belajar bahwa bukanlah ukuran atau harga sebuah rumah, melainkan cinta dan perhatian yang memenuhi rumah tersebutlah yang menciptakan anak2 yang baik dan pandai menyesuaikan diri. (halaman 24)

ketika semangat jack kendor karena berharap istrinya dapat berbelanja di toko serba ada seperti perempuan lainnya yang ia kenal, bukannya di toko barang bekas, maggie akan memegang wajah suaminya dengan kedua tangannya dan berkata, "tidak ada masalah sama sekali, jack. tidak satu pun yang berarti. kita sehat. kita bahagia. semua hal lainnya itu hanya tambahan. mungkin suatu hari kita akan memilikinya, tapi saat ini kita tidak membutuhkannya. (halaman 54)

"kalian semakin menjauh? aku benar2 muak mendengar pasangan2 yang sekarat berkata bahwa mereka makin menjauh! aku selalu ingin berkata, 'baiklah, orang bodoh - apa yang sudah kalian lakukan agar terus bersama?"

"kami sudah mencoba segalanya, bu!"

"dan apa yang kaumaksud dengan segalanya? kau pulang ke rumah pukul delapan atau sembilan malam. kau bekerja di akhir pekan. apa yang sebenarnya sudah kaulakukan untuk mempertahankan pernikahanmu?" (halaman 83)

"ia tak perlu harus memintanya karena aku memberikannya sebelum ia minta," aku berkata dengan penuh kemenangan.

"tepat!" ia setuju, "karena semua itu adalah apa yang kau mau ia miliki. memberikan barang2 pada kate jauh mudah daripada memberikan satu menit dari dirimu sendiri. menumpuk barang2 di depannya dan anak2 adalah satu cara yang baik untuk memisahkan mereka darimu. perempuan tidak menginginkan barang2, robert. mereka merindukan perhatianmu. anak2 tidak menginginkan barang2. mereka dapat bermain dengan begitu banyak boneka pada satu waktu. apa yang mereka kehendaki adalah ayah mereka memerhatikan, merangkul, dan tertawa bersama mereka. itulah yang selalu diinginkan semua anak sejak zaman dahulu!" (halaman 85)

"jangan memperlakukan istri dan anak2mu seakan2 mereka tidak istimewa, robert," ia berbisik, matanya berkilauan, "mereka harus menjadi orang2 paling istimewa bagimu di dunia ini." (halaman 94)

"nathan," ia menenangkan diri. "suatu hari ketika kau lebih dewasa kau mungkin ingin menyalahkan Allah karena membuatku sakit, namun ibu tidak ingin kau melakukan itu." (halaman 124)

sebenernya ada banyaaak lagi kata2 yang menurut gua berkesan and bikin netesin airmata, huhuhu.. tapii.. i'm not gonna write all them down di sinii :))

terima kasih buat dewi yang udah menghadiahkan gua buku ini sekian tahun silam dan baru menemukan the perfect timing-nya di bulan desember ini untuk gua baca :D

selamat Natal bagi yang merayakan ^o^

senin 30/12 (4:19 pm)

4 comments:

  1. ini pernah difilm-in~! dan aq nangis nonton film-nya... huaaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. besok2 cari aahh kalau ke tempat dvd, soalnya bukunya sukses bikin nangis, haha, jadi penasaran apa filmnya akan memberi efek yang sama :D

      Delete
  2. jadi mau baca, tapi udah susah pasti cari bukunya

    ReplyDelete

~.thank you for coming.~