jumat 19/3 (9:21 pm)
beauty berharap orangtuanya memberinya nama lain ketika ia dilahirkan. bagaimana tidak, menyandang nama itu membuatnya jadi bahan olok2an teman sekelasnya karena secara fisik, beauty tidaklah 'seindah' namanya.
skye paling senang meledek beauty, dia punya dua 'pengekor' setia yaitu emily dan arabella yang juga suka membeo skye ketika ia melancarkan serangan hinaan untuk beauty.
sedih rasanya tidak mempunyai teman akrab di sekolah, ditambah lagi suasana di rumah penuh ketegangan kapan pun sang ayah ada di sekitar beauty dan ibunya karena salah bersikap atau berucap sedikit aja, suasana hati sang ayah bisa berubah 180° dan keluarlah caci maki dari mulutnya terhadap istri dan anaknya.
suatu hari, ibunda beauty akhirnya tak lagi tahan hidup di bawah atap yang sama dengan pria yang ketika menikahinya dulu sudah dua kali menjadi duda.
dilys, sang ibu, merasa hidup bersama suaminya itu bukanlah lingkungan yang sehat untuk pertumbuhan beauty maka ia pun membawa beauty pergi hanya bermodalkan mobil, uang sisa penjualan perhiasan dan tanpa rencana yang jelas ke mana mereka akan melangkah dan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
berhasilkah beauty bertahan di luar sana bersama ibunya yang selalu dicela oleh sang ayah sebagai wanita yang tidak memiliki kemampuan apapun? akankah 'bahagia' akhirnya 'menyapa' kehidupan beauty yang kini hanya tinggal berdua dengan ibunya?
jawaban atas pertanyaan2 di atas dapat kalian temukan dalam buku 'cookie'.
sekarang what i think about the book.
gua mulai 'menyimpulkan' bahwa buku2 jacqueline wilson itu lebih ke arah realistic fiction alias fiksi yang memotret kehidupan 'nyata', hal2 yang mungkin saja terjadi pada diri kita ataupun orang2 di sekitar kita.
'cookie' mengajak kita 'mengintip' kehidupan sebuah keluarga di mana sang suami dan ayah sering banget melontarkan kata2 yang merendahkan istri dan anak perempuannya.
banyak orang yang mengira bahwa selama masih belum 'main tangan' ya sutra laahh.. masih 'ga apa2' padahal verbal abuse itu seharusnya 'menyalakan' alarm di kepala kita untuk ngga melangkah lebih jauh bersama orang yang suka mengeluarkan kata2 kasar penuh makian dan hinaan karena hanya tinggal tunggu waktu aja sebelum verbal abuse itu menjelma menjadi physical abuse!
mungkin karena baru2 ini gua juga sedang membaca buku2nya judy blume, in a way gua merasakan ada 'napas' yang sama dari cerita yang dituturkan jacqueline wilson dan judy blume. keduanya memilih ranah remaja dan segala problematikanya.
kalau kalian berharap menemukan cerita yang 'manis' dengan happy ending yang jelas, well.. bersiap2lah garuk2 kepala karena walaupun happy ending tapi masih menyisakan ruang ketidakpuasan kenapa 'hanya gini aja ceritanya?'.
walau setelah dipikir2 lagi.. baik judy maupun jacqueline itu yah memang lebih 'realistis' dibanding pengarang dengan happy ending yang 'mengawang2' di mana segala masalah terselesaikan dengan baik and the bad guys pada 'tobat' dan kembali ke jalan yang benar XD
walau demikian.. ada bagusnya sesekali baca buku model 'cookie' ini agar 'disadarkan' bahwa hidup itu ga selalu semanis gula2 kapas namun we all can have a 'happy ending' walau mungkin dalam bentuk yang berbeda dari pakem yang berlaku umum.
4 bintang untuk 'cookie' yang mengulas topik yang 'berat' menjadi bacaan yang 'ringan' namun ga murahan :D
kamis 19/3 (9:46 pm)
Saya dapat ini dari menang bikin cerpen tema cookie yang diadakan kak Mery Riansyah XD
ReplyDeleteDan di reviewnya saya sempat curhat juga, hahah XD