Wednesday, November 20, 2013

the fault in our stars

 the fault in our stars
john green
penguin books, 2012
313 halaman


jumat 15/11 (6:01 pm)

akhirnyaa.. selesai juga baca buku yang banyak dibahas tiap kali mendatangi beragam blog buku and pas ngintips ratingnya di goodreads juga amat sangat kinclong taburan bintangnya!

mari bertemu dengan hazel grace dan augustus yang masih berusia enam belas dan tujuh belas tahun, usia yang biasanya diisi hal2 indah masa remaja dengan jatuh cinta dan patah hati, namun benak keduanya mau tidak mau sesekali malah memikirkan tentang kematian sehubungan dengan kanker yang dideritanya.

hazel dan augustus bertemu di support group, pertemuan pertama yang terasa berbeda dan kemudian berlanjut dengan pertemuan2 selanjutnya di luar jadwal support group. keduanya berhasil 'meracuni' satu sama lain dengan buku2 favorit mereka. hazel mengenalkan augustus pada buku "an imperial affliction" karya peter van hauten, sementara augustus membuat hazel membaca "the price of dawn" dan selesai membaca buku rekomendasi satu sama lain, mereka sibuk membahas kedua buku tersebut.

hazel mempunyai semacam 'obsesi' terhadap buku 'an imperial afflicition' karena di samping ia merasa bisa memahami isi buku tersebut dengan tokoh utama yang juga menderita kanker seperti dirinya, ada hal menarik sehubungan dengan jalinan ceritanya yang ngga melulu membahas tentang struggle yang dialami penderita kanker dan apa efeknya bagi orang2 terdekat mereka tapi juga endingnya yang amat sangaaaaat menggantung yang membuat hazel penasaran bangets! apa yang terjadi dengan anna, tokoh utamanya? apakah ia meninggal? lalu bagaimana dengan hubungan mamanya dan the dutch tulip man yang masuk dalam kehidupan mereka, apakah mamanya ikut ke belanda bersama that dutch tulip man? dan apakah dutch tulip man memang seperti yang digambarkan anna, atau ia ternyata seorang penipu?

banyak sekali pertanyaan yang tidak terjawab karena seusai menulis 'an imperial affliction', peter van houten menghilang dan tidak pernah menerbitkan buku2 lainnya. hazel tidak hilang akal, ia mengirimkan banyak surat ke peter melalui publisher bukunya untuk menanyakan kelanjutan 'nasib' para tokoh2 yang membuatnya sedemikian terikat tapi tidak pernah ada balasan dari peter.

sampai suatu hari.. augustus membawa kabar kalau ia mendapatkan balasan e-mail dari asisten pribadinya peter yang lalu menghubungkan keduanya untuk bertukar e-mail langsung dengan peter. dan melalui acara berbalas2an e-mail, peter setuju untuk memberitahu hal2 yang menjadi pertanyaan mengganjal bagi hazel, jika dan hanya jika mereka bertemu muka secara langsung! hmm.. sebenarnya itu bukan masalah andai peter berada di kota yang sama dengan tempat augustus dan hazel tinggal, tapi pada kenyataannya peter kini menghabiskan hidupnya di amsterdam! alamaakkk.. kalau ingin mendapat jawaban atas pertanyaan mereka, maka artinya mereka harus menyebrangi lautan dan melintasi benua, bagaimana cara mereka melakukannya?!

lalu augustus teringat.. ada yayasan yang tujuannya didirikannya adalah untuk mengabulkan satu wish dari para penderita kanker, kenapa hazel tidak menggunakan 'jatah'-nya itu untuk bertemu dengan peter agar rasa penasarannya dapat dituntaskan?! sayangnya, hazel telah memakainya untuk pergi ke disneyland. tak hilang akal, augustus yang jatahnya belum digunakan lalu memakainya agar dirinya dan hazel bisa terbang ke amsterdam dan bertemu peter.

kondisi hazel sempat drop dan dirawat di icu yang membuat rencana perjalanan mereka terancam batal. tapi dokter yang merawat hazel meyakinkan bahwa hazel masih tetap bisa pergi asalkan ada orang dewasa yang menemaninya. maka ibu hazel pun turut mendampingi anak perempuannya dan juga augustus terbang ke amsterdam. 

pertemuan perdana dengan peter, pengarang 'idola' hazel bisa dibilang jauh dari kata memuaskan, karena tidak hanya peter tidak mau memberitahukan kelanjutan kisah tentang ibu anna, ia juga melontarkan perkataan2 kasar yang membuat augustus menarik hazel pergi. tapi 'wisata' singkat 4 hari ke amsterdam itu tidak sepenuhnya menyebalkan, karena atas inisiatif asistennya peter, mereka sempat 'dijamu' makan malam yang menyenangkan di restoran yang menyajikan makanan yang lezat. asistennya yang sudah tidak tahan bekerja, terlebih melihat perlakuan peter terhadap anak2 yang menyebrangi lautan untuk menemui dirinya, kemudian mengajak keduanya ke rumah anne frank. selesai 'tur' singkat itu, hazel dan augustus kembali ke tempat penginapan.

sekembalinya dari amsterdam, hazel baru mengetahui bahwa penyakit kanker augustus telah kembali! beragam pengobatan baru telah dicoba namun pada akhirnya, augustus 'menyerah' dan hazel harus mengucapkan selamat tinggal untuk selama2nya pada kekasih hatinya. yang tidak disangka2, peter van houten ternyata datang ke upacara pemakaman augustus! dan saat kembali berbincang2 dengan peter, hazel baru menyadari bahwa 'an imperial affliction' itu adalah karya personal-nya peter, anna dalam buku tersebut adalah anaknya yang berusia 8 tahun dan telah meninggal lebih dari 20 tahun yang lalu. tapi hazel tetap tidak mendapatkan jawaban atas kelanjutan nasib ibunya anna.

dan 'kejutan' tidak berhenti sampai di situ, karena ternyata setelah 'insiden' di amsterdam, augustus tetap berhubungan dengan peter dan menjelang akhir hidupnya ia mengirimkan pesan terakhirnya untuk hazel pada peter.

apakah pesan augustus untuk hazel? dan bagaimana ending dari buku ini? well.. silahkan baca sendiri bukunya yaa *penutup yang 'biasa', ahahahaha :p*

~.*.~

naaahh.. sekarang kesan gua setelah membaca buku inii :D

pertama2.. i do believe ada beberapa hal yang harus elo alami sendiri in order for you to 'understand'.. karena 'membayangkan' itu tidak sama dengan 'mengalami'. berkaitan dengan itu, gua ngga akan membahas dari sisi penyakit yang diderita hazel dan augustus ataupun dari sisi keluarga yang mendampingi mereka karena gua ngga pernah berada dalam situasi itu, jadi at some point mungkin bisa dibilang gua kurang bisa 'merasakan' rasa frustrasi yang once in a while pasti pernah dialami oleh orang yang ada dalam lingkaran tersebut.

keduaa.. belum lama ini temen gua pernah bilang bahwa salah satu 'indikasi' buku yang 'bagus' adalah buku yang bisa 'memancing' pertanyaan untuk keluar dari diri elo pas elo lagi membaca buku tersebut, bisa berupa pertanyaan mengenai apa yang terjadi pada tokoh2nya, ataupun pertanyaan lain yang ga nyambung ma isi cerita tapi terasa 'dekat' dengan kehidupan 'nyata' elo. 

naahh.. dalam poin yang kedua ini, 'the stars in our faults' itu berhasil (bangets) dalam memancing beragam pertanyaan dalam diri gua, hahaha.. berikut daftar2 pertanyaan beserta my fave quotes from the book :)

"if you could have one wish and only one wish to come true, what will your wish be?"

hohohoho.. pertanyaan di atas itu amat sangaaaaat 'menggelitik' buat gua :)) karena gimana yaa? bisa dibilang gua punya segudang wishes, dari hal yang 'remeh temeh' sampai yang terasa 'penting' (bukan penting untuk dunia juga sih, tapi masih sebatas 'my own world' *egois* :p). tapii.. ketika pertanyaan di atas diajukan ke gua.. huaa.. sampai saat gua mengetikkan hal ini, bisa dibilang gua belum bisa menjawabnya, hahaha.. and ada perkataan augustus yang kereeen sehubungan dengan ini.

halaman 88

part ini menurut gua menariiik bangets! banyak hal yang menjadi keinginan kita ketika dipikirkan baik2 itu sebenernya bisa dipilah2, mana yang bener2 'penting' dan memang perlu, mana yang cuman kepengen selintasan aja, and mana yang sebenernya bisa 'diwujudkan' sendiri, mana yang sepertinya nyaris mustahil untuk bisa terwujud.

selasa 19/11 (5:52 pm)

"if you could meet your favourite author, dead or alive, who would you pick, and why that author?"

punya pengarang favorit, yang karyanya selalu dinanti2kan? kalau menyimak dari buku2 yang paling sering gua review di blog ini pasti tau donks donks doooonkss siapa pengarang favorit gua? yupp.. none other than.. enid blyton :)) there's something in the way she writes yang membuat gua menyukai karya2nya. and kemaren ngga sengaja di salah satu buku yang gua baca, di bagian 'tentang pengarang'-nya, dibilang semasa hidupnya itu enid menghasilkan lebih dari 600 buku. coba dibaca lagi, enam ratus buku! bukuu lho yaa.. bukan cerita! yang mana buku2nya dia itu banyak juga yang merupakan kumpulan cerita, huuaaa.. produktif bangets yaa enid itu! sementara gua bikin satu cerita aja bisa lamaaa selesainya, ahahahahaha :p

anywayy.. saking cintanya sama enid, kadang suka berandai2, duhh.. kalau misalkan, misalkan nih yaa.. gua bisa ketemu langsung ama dia, pertanyaan2 apa aja yang bakal gua ajukan? salah satunya pasti, "apa sih yang ada dalam pikiran kamu ketika menuliskan kisah2 itu? apakah para karakter yang dituangkan dalam tulisan itu bermain2 dalam alam khayalmu?"

*rada bingung musti manggilnya apa yaa :)) *

but then again.. dipikir2 lagi, apa gua ingin bertatap muka dengan dirinya, untuk sedikit mengetahui mengenai dirinya yang sebenarnya? karena you know, reality itu seringkali ngga 'seindah' imajinasi, hahaha.. kadang lebih enak tetap membiarkan sesuatu mengapung di awang2 saja dibanding menariknya ke dalam alam realitas karena once you know the 'truth', you can never pretend that you don't know, naahh.. bagaimana kalau kejadiannya seperti saat hazel bertemu dengan peter? well.. emang sih hazel ngga diceritakan suka membayangkan sosok peter itu bakal seperti apa, tapi bagaimana jika orang yang karyanya elo kagumi eh ternyata ketika bertemu langsung itu kok orangnya ternyata kasar dan ngga sesuai 'harapan'? when you know the truth, apakah elo bakal bisa tetap menikmati karyanya seperti sediakala?

"ever wondered what happened to the character(s) in the book(s) you read?"

pernah penasaran ama apa yang terjadi ama karakter yang buat elo udah 'nyangkut' dan 'terikat' pas baca buku tertentu dan sampai selesai membaca tuh buku, rasa penasaran elo masih belum juga terpuaskan yang membuat elo bertanya2 dan berharap bahwa elo akan bisa menemukan jawaban dan kepastian akan 'nasib' dari karakter itu?

naahh.. demikian juga yang dialami oleh hazel seperti yang terangkum dalam cuplikan berikut ini :))

page 191-

page 191-192

and, ahahahaha.. gua jadi pengen ketawa pas si peter bilang gini, "to be perfectly frank, this childish idea that the author of a novel has some special insight into the characters in the novel..", hahahahahaha.. aduhh.. karena itu sih yang kadang ada dalam bayangan gua, karakter2 dalam buku yang gua baca itu pastilah 'menari2' di 'hadapan' pengarangnya :D

and this one below probably is my most favourite quote throughout the book ^o^

page 272

huaaa.. aslii, apa yang ditulis diucapkan oleh isaac itu mau ngga mau pasti bikin elo berharap bahwa elo punya sosok seperti augustus untuk ada di samping elo, especially di saat2 elo merasa down :))

tapii.. yang paling mewakili perasaan gua setelah membaca buku ini adalah quote yang satu ini..

page 53

seriuuuusss.. pas mencapai halaman terakhir di buku ini, perasaan gua itu sama seperti perasaan si augustus selesai membaca "an imperial affliction"!! =)) amplopppp dhee.. gua ngga baca buku yang lumayan tebel ini (plus makan waktu lama and bikin gua terpaksa menunda baca buku enid!) hanya untuk menemukan ending seperti iniii *grrrr*

and gua juga mau nanyaaa.. baik ke peter maupun john green, "WHAT HAPPENED TO THE DUTCH TULIP MAN?!"

3 bintang untuk 'the fault in our stars" and no need to trust my 'judgement' karena terbukti ratusan ribu orang memberikan taburan 4 dan 5 bintang untuk buku ini, hahahaha.. all i can say is.. buku ini ngga 'seirama' dengan tipe buku yang gua suka, tapi gua harus mengakui bahwa gua menikmati cara john green merangkai kalimat demi kalimat.

apa gua akan membaca buku2 john green lainnya? mungkin. tapi pastinya ngga dalam waktu dekat :)


nb. 'the fault in our stars' ini baca bareng sama lina dan review-nya juga tayang di hari yang sama, jadi jangan lupa mengunjungi blognya lina juga yaa :D and janjian posting bareng juga ma g and review-nya g bisa disimak di sini.

selasa 19/11 (7:13 pm)

6 comments:

  1. Naaaaah! Ini baru bener-beneran review, hahaha... Gw selalu kagum sama betpa detilnya elo bisa menulis sesuatu. Kalo gw pada akhirnya selalu ngambil esensi yang gw tangkep doang (talking about EGO, wkwkwk). Baca resensi lo seperti baca ulang buku ini tapi dalam bentuk lebih singkat. I looooveee it. And keep asking those (wonderful) questions, you're very good at it ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aaiihh.. jadi gr, ahahahaha :D makasih komennya, bikin semangat untuk terus menuliskan review :))

      Delete
  2. Hmm... selera orang memang beda-beda. Aku juga kadang ngasih bintang kecil, eh yang lain malah nanya kok cuma ngasih segitu.

    Aku sebetulnya pernah baca 50 halaman awal buku ini, dan bosen dong jadi ditutup lagi bukunya. Sampai mempertanyakan apa aku aja yang salah karena bosen pada halaman-halaman awal. Tapi sepertinya sih emang harus mulai dibaca lagi bukunya :))

    *maafkan untuk curcolan yang ga nyambung ini* XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha.. selera itu (dan juga mood sih kalau buat gua) emang amat sangat mempengaruhi dalam pemberian bintang yaa :))

      mungkin belum 'klik' aja, Tammy, atau belum dapat momen yang 'pas' buat baca nih buku :D coba aja besok2 kalau lagi bosen and pengen cari alternatif bacaan, comot lagi dhe nih buku, siapa tau kali itu bisa lanjut baca sampai akhir, ahahahaha ^o^

      Delete
  3. Hahahha, emang August tuh sosok ideal banget yah. SUka sama reviewnya, emang sih TFIOS banya quote2 bagus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, banyak quote bagus, ada satu lagi yang kelupaan gua pejeng di sini, mau gua masukin ke 'scene on three' aja dhe :D

      Delete

~.thank you for coming.~